Baterai Laptop |
Yang spesial
pun terus berlanjut hingga datang sinar mentari di atas ubun-ubun kita saat
panggilan seruan tuhan, netbook kesayanganku yang dua bulan terakhir sering
sakit-sakitan, akhirnya kubawa ke klinik terdekat.
Kubawa dengan penuh perasaan was-was, bukan karena takut nggak bisa nyala, tapi karena takut tidak bisa bayar ongkos berobatnya. Lalu kutanya pada mas-mas setengah baya pelayan disana “Mas, laptopku kalau nyala kok harus setting jam dan tanggal dulu ya?” Kemudian mas-mas itu menjawab pertanyaanku dengan bahasa teknis yang lebih dari 90% aku tak paham maksudnya. Namun di akhir pembicaraannya aku dapat menangkap apa yang ia bicarakan. Disanalah poin penting dari pembicaraan yang sudah aku khawatirkan sejak perjalanan menuju tempat pengobatan itu. “Biayayanya sekitar 110 ribu mas.” Dalam benakku aku berpikir gimana nih, uang di dompet tinggal 80 ribu, itu juga buat makan seminggu kedepan.
Kubawa dengan penuh perasaan was-was, bukan karena takut nggak bisa nyala, tapi karena takut tidak bisa bayar ongkos berobatnya. Lalu kutanya pada mas-mas setengah baya pelayan disana “Mas, laptopku kalau nyala kok harus setting jam dan tanggal dulu ya?” Kemudian mas-mas itu menjawab pertanyaanku dengan bahasa teknis yang lebih dari 90% aku tak paham maksudnya. Namun di akhir pembicaraannya aku dapat menangkap apa yang ia bicarakan. Disanalah poin penting dari pembicaraan yang sudah aku khawatirkan sejak perjalanan menuju tempat pengobatan itu. “Biayayanya sekitar 110 ribu mas.” Dalam benakku aku berpikir gimana nih, uang di dompet tinggal 80 ribu, itu juga buat makan seminggu kedepan.
Wah, masalahanya
sekarang harus putar otak dulu, gimana aranya biar bisa keluar dari klinik itu
tanpa malu-maluin. Terbesitlah secercah harapan di benakku, gimana kalau
pura-pura laptop itu punya temen. Karena hanya itu satu-satunya ideku (ide itu
udah mujarab sekitar 8 kali di saat-saat genting agar nggak malu-maluin) yang
muncul, akhirnya aksi itu kujalani. Pertama aku bilang ke mas-masnya tadi “Wah
mas, kalau biayanya segitu ntar tak tanya temenku dulu yah!”. Langkah kedua
ambil HP dari saku celana pura-pura SMS ke temen, jangan kirim ke nomor HP
temen beneran, cukup pura-pura aja. Caranya kirim aja SMS ke nomor HP kamu
sendiri, yang penting biar seolah-olah ada SMS masuk. Pastikan Hpmu berbunyi
atau getar biar pelayan tau kalau ada SMS masuk ke HP kamu. Langkah terakhir,
bilang ke mas-masnya “Sorry mas, kata temenku kagak jadi dulu, katanya belum
punya ongkos.” (padahal siapa yang kagak punya ongkos). Dan, walla, akhirnya
mas-mas penjaga klinik pun luluh hatinya sama kita. Dan setelah kujalani
trik-trik menghindari rasa kemaluan (bukan yang lain-lain lho) akhirnya rasa
maluku bisa diselamatkan, walaupun mengorbankan sedikit harga diri dan secuil
pulsa, yang penting bisa selamat deh...
Nah sepulangnya dari klinik itu rasa penasaran tentang
penyakit si adik-kecilku masih terngiang-ngiang di benakku. Akhirnya degan sisa
tenaga yang masih dimiliki oleh adik-kecilku, kutancapkan modem sebesar batu
bata dan browsing kesana-kemari. Kutanya Mbah Google, “Mbah, ada cara buat
ngebenerin baterai CMOS(baterai yang gunanya agar ketika kita nyalain laptop
nggak usah nyetting waktu) nggak?”. Lalu mbah pun menjawab dengan santainya “Ada
nih, liat aja dibawah!”. Setelah ane cermati beberapa saat ada salah satu
jawaban Simbah yang cukup menari-nari dikepala, dan tak lupa kuucapkan terima kasih
pada simbah, “Makasih ya mbah!”. Link jawaban
simbah pun aku tonjok pakai tetikus (Bahasa Indonesia dari Mouse), langsung
menuju ke TKP.
Di TKP nggak langsung aku membaca jawaban dari
persoalanku tadi, masih harus nunggu antrean broadband (mudahnya jaringan
internet kalau nggak salah) Indonesia yang super duper lelet. Akhirnya antrean
pun berkurang dan jawabanpun datang. Kubaca langkah demi langkah, tahap demi
tahap, hingga akhirnya kutemukann solusinya. Langsung kugenjot sepeda motorku
buat beli baterai CMOS di toko komputer terdekat. Ternyata harganya cuma lima
ribu saja, murah banget bila dibandingkan dengan yang di klinik tadi. Akhirnya
kubawa pulang si baterai itu, kupraktekkan wangsit dari Simbah Google tadi. Dan
akhirnya walla si kecil akhirnya sembuh lagi walaupun dengan oprasi cukup
ringan dari dokter gadungan. Kucoba menyalakn si kecil, dan menyala dengan baik
seperti sedia kala. Akhirnya tak lupa kuucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa, Bapak dan Ibu, serta teman-teman yang tercinta (lho kok malah sambutan)
dan berdoa memohon agar si kecil sehat selalu dan selalu diberkati, Amiin. Tak lupa
Facebook dan Twitter mengiringi keberhasilanku, dengan segera modem hinggap di
pangkuan si kecil diiringi ketikan tuts keyboard yang berakhir pada muara blog
tercinta ini . . .
No comments:
Post a Comment